Pendahuluan
Masa bayi (0–2 tahun) merupakan periode golden age yang sangat menentukan arah perkembangan fisik, kognitif, dan emosional anak. Pada tahap ini, otak bayi membentuk jutaan koneksi saraf setiap detik, sehingga stimulasi yang tepat menjadi krusial. Dua teori klasik yang masih relevan hingga kini adalah Jean Piaget dengan tahap sensorimotor dan Erik Erikson dengan tahap trust vs. mistrust. Keduanya menekankan pentingnya interaksi awal antara bayi dan pengasuh dalam membentuk dasar perkembangan sepanjang hayat.
Tahap Sensorimotor Menurut Piaget
Piaget menjelaskan bahwa bayi pada usia 0–2 tahun berada dalam tahap sensorimotor, di mana mereka belajar melalui pengalaman langsung menggunakan indera dan gerakan motorik. Bayi mulai memahami konsep objek permanen (object permanence) dan mengembangkan kemampuan representasi mental menjelang usia 18–24 bulan. Interaksi fisik seperti menggendong, menyentuh, dan memberikan stimulasi sensorik sangat penting untuk mendukung eksplorasi dan pembentukan skema kognitif. Lingkungan yang aman dan kaya rangsangan membantu bayi mengasimilasi dan mengakomodasi pengalaman baru.
Tahap Trust vs. Mistrust Menurut Erikson
Erikson menekankan bahwa pada usia 0–18 bulan, bayi menghadapi krisis psikososial trust vs. mistrust. Jika kebutuhan dasar seperti makanan, kenyamanan, dan kasih sayang terpenuhi secara konsisten, bayi akan mengembangkan rasa percaya (trust) terhadap dunia. Sebaliknya, pengasuhan yang tidak responsif atau penuh pengabaian dapat menimbulkan rasa tidak aman (mistrust), yang berdampak negatif pada kemampuan membangun hubungan di masa depan. Keberhasilan tahap ini melahirkan virtue hope, yaitu keyakinan bahwa dunia adalah tempat yang aman dan dapat diandalkan.
Pentingnya Sentuhan Fisik dan Responsifitas
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sentuhan fisik seperti pelukan, pijatan, dan kontak kulit ke kulit bukan hanya memberikan kenyamanan emosional, tetapi juga berdampak fisiologis: menstabilkan detak jantung, suhu tubuh, dan meningkatkan sistem imun bayi. Sentuhan memicu pelepasan hormon oksitosin yang mengurangi stres dan memperkuat ikatan emosional. Respons cepat terhadap tangisan bayi juga membangun rasa aman, mengurangi risiko gangguan regulasi emosi, dan mendukung perkembangan otak.
Interaksi Hangat dan Konsisten
Interaksi yang hangat dan konsisten antara orang tua dan bayi terbukti memengaruhi perkembangan emosional dan kognitif. Studi tahun 2025 menegaskan bahwa pola asuh responsif meningkatkan regulasi emosi, kepercayaan diri, dan keterampilan sosial anak. Sebaliknya, interaksi negatif dapat memicu masalah perilaku dan kesulitan adaptasi. Dukungan emosional yang berkelanjutan juga berkorelasi dengan kemampuan kognitif yang lebih baik, karena bayi yang merasa aman lebih fokus mengeksplorasi lingkungan dan belajar.
Implikasi Praktis untuk Orang Tua dan Pengasuh
- Berikan kontak fisik secara rutin: pelukan, pijatan, dan skin-to-skin contact.
- Respons cepat dan tepat terhadap tangisan bayi untuk membangun rasa aman.
- Ciptakan lingkungan yang aman dan kaya stimulasi sensorik sesuai tahap perkembangan.
- Gunakan komunikasi hangat: tatapan mata, senyuman, dan suara lembut.
- Hindari pengabaian atau pola asuh otoriter yang dapat menimbulkan mistrust.
Kesimpulan
Tahap awal kehidupan adalah fondasi bagi seluruh aspek perkembangan manusia. Teori Piaget dan Erikson menegaskan bahwa pengalaman sensorimotor dan pembentukan rasa percaya melalui interaksi hangat sangat menentukan masa depan anak. Sentuhan fisik dan responsifitas bukan sekadar bentuk kasih sayang, tetapi merupakan strategi ilmiah untuk mendukung perkembangan otak, emosi, dan kepribadian anak.
Referensi
- Piaget, J. (dalam Siloam Hospitals) [siloamhospitals.com]
- Erikson, E. (dalam Simply Put Psych) [simplyputpsych.co.uk]
- Rohman, F. (2024). Pentingnya Kehangatan Fisik Antara Bayi dan Orang Tua. [mooimom.id]
- Hafidz, A. (2025). Sentuhan Lembut Ibu dan Dampaknya pada Bayi. [tribunnews.com]
- Rasyid, G.C. (2025). Pengaruh Interaksi Orang Tua Terhadap Perkembangan Emosional Anak. [researchgate.net]
- Yasmin, A.G. (2023). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Tumbuh Kembang Kognitif dan Emosional Anak. [pdfs.seman…cholar.org]

