Taksonomi SOLO dalam Asesmen: Cara Cerdas Memahami Perkembangan Belajar Siswa

 

Asesmen dalam pendidikan bukan sekadar angka, melainkan sarana untuk memahami cara peserta didik berpikir dan mengembangkan pengetahuan. Salah satu kerangka yang banyak digunakan adalah Taksonomi SOLO (Structure of Observed Learning Outcomes) yang membantu guru menilai kualitas pemahaman siswa dari tahap sederhana hingga kompleks.


Apa Itu Taksonomi SOLO?

Taksonomi SOLO dikembangkan oleh John Biggs dan Kevin Collis pada tahun 1982 sebagai alternatif dari Taksonomi Bloom. Kerangka ini mengklasifikasikan kualitas pemahaman siswa ke dalam lima tingkat:

  1. Prestructural – Peserta didik belum memahami konsep, jawaban tidak relevan.
  2. Unistructural – Memahami satu aspek saja.
  3. Multistructural – Memahami beberapa aspek, tetapi belum terhubung.
  4. Relational – Menghubungkan berbagai aspek menjadi satu kesatuan yang bermakna.
  5. Extended Abstract – Mampu menggeneralisasi dan menerapkan konsep ke situasi baru.

Taksonomi ini menekankan perkembangan pemahaman dari sederhana ke kompleks, sehingga guru dapat menilai kedalaman pemahaman siswa, bukan sekadar hafalan fakta.


Jenis Asesmen dan Langkah Perencanaan


1. Asesmen Awal (Diagnostik)

Asesmen awal digunakan untuk memetakan kemampuan awal peserta didik sebelum pembelajaran dimulai. Dengan asesmen ini, guru dapat mengetahui:

  • Pengetahuan prasyarat yang sudah dimiliki siswa.
  • Kesenjangan pemahaman terhadap materi yang akan diajarkan.
  • Tingkat kesiapan belajar siswa.

Informasi yang diperoleh membantu guru menentukan strategi pembelajaran yang tepat dan menyesuaikan metode mengajar.

Langkah-Langkah Menyusun Asesmen Awal:

  • Identifikasi Tujuan Pembelajaran: Tentukan tujuan yang jelas, spesifik, dan sesuai kompetensi yang akan dikembangkan.
  • Tentukan Level Taksonomi SOLO:
    • Unistructural mengukur pemahaman satu aspek.
    • Multistructural mengukur pemahaman beberapa aspek tanpa keterkaitan.
  • Rancang Bentuk Soal yang Variatif: Pilihan ganda, pertanyaan terbuka, dan mind mapping untuk melihat keterkaitan konsep.
  • Siapkan Rubrik Penilaian Sederhana:
    • Skor 1: Jawaban tidak relevan (Prestructural).
    • Skor 2: Menyebutkan satu aspek (Unistructural).
    • Skor 3: Menyebutkan beberapa aspek (Multistructural).

2. Asesmen Formatif

Asesmen formatif dilakukan selama proses pembelajaran untuk memantau perkembangan belajar siswa secara berkelanjutan. Tujuannya adalah memberikan informasi kepada guru dan siswa tentang sejauh mana pemahaman telah tercapai, sehingga guru dapat menyesuaikan strategi mengajar dan siswa dapat memperbaiki kesalahan sebelum penilaian akhir.

Contoh Kegiatan:

  • Lembar kerja terstruktur.
  • Peer review antar siswa.
  • Kuis reflektif.
  • Diskusi kelompok.

Langkah-Langkah Menyusun Asesmen Formatif:

  • Identifikasi Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran: Pastikan setiap tugas formatif mengarah pada indikator yang sedang dipelajari. [repositori…smen.go.id]
  • Rancang Tugas yang Mendorong Level Relational: Tugas harus menuntut siswa menghubungkan berbagai aspek, bukan sekadar menyebutkan fakta. [structural…arning.com]
  • Gunakan Beragam Bentuk Asesmen: Lembar kerja analisis, proyek mini, kuis berbasis HOTS.
  • Berikan Umpan Balik yang Spesifik dan Konstruktif: Hindari komentar umum, berikan arahan jelas.
  • Libatkan Siswa dalam Proses Penilaian: Gunakan peer assessment atau self-assessment.

3. Asesmen Sumatif

Asesmen sumatif dilakukan di akhir proses pembelajaran untuk menilai pencapaian kompetensi secara menyeluruh. Tujuannya adalah memastikan sejauh mana peserta didik telah menguasai materi dan keterampilan yang ditargetkan. Hasil asesmen ini biasanya digunakan untuk menentukan nilai akhir, kelulusan, atau pengambilan keputusan terkait keberhasilan belajar. [esaiedukasi.com], [id.wikipedia.org]

Contoh Bentuk Asesmen:

  • Proyek integratif.
  • Tes esai analisis.
  • Presentasi atau portofolio.

Langkah-Langkah Menyusun Asesmen Sumatif:

  • Pastikan Soal Mencakup Level Tinggi Taksonomi SOLO: Fokus pada Extended Abstract dengan menuntut siswa menggeneralisasi, memprediksi, dan menerapkan konsep ke situasi baru. [technology…arners.com]
  • Rancang Bentuk Penilaian yang Beragam: Gabungkan soal tertulis dengan tugas berbasis proyek, sertakan elemen kreativitas dan penerapan konsep dalam konteks nyata. [pasca-mp.uad.ac.id]
  • Siapkan Rubrik Penilaian yang Jelas dan Terukur: Rubrik harus mencakup kriteria ketepatan konsep, kedalaman analisis, keterkaitan ide, dan kemampuan menggeneralisasi, serta deskripsi skor untuk setiap level. [text-id.123dok.com], [mridlo.com]

Tips dan Trik Membuat Kisi-Kisi

  • Selaraskan dengan tujuan pembelajaran: Pastikan indikator sesuai kompetensi.
  • Gunakan kata kerja operasional: “Mengidentifikasi” untuk Unistructural, “Menganalisis” untuk Relational.
  • Variasikan bentuk soal: Pilihan ganda untuk konsep dasar, esai untuk analisis mendalam.
  • Cantumkan level SOLO: Agar guru sadar tingkat kognitif yang diukur.
  • Lembar kerja:
    • Awali dengan pertanyaan sederhana (Unistructural).
    • Tambahkan tugas menghubungkan konsep (Relational).
    • Akhiri dengan tantangan berpikir kritis (Extended Abstract).

Refleksi: Dampak Asesmen yang Dirancang dengan Baik

Asesmen berbasis taksonomi SOLO memberikan guru peta perkembangan belajar siswa, sehingga dapat:

  • Mengidentifikasi kesenjangan pemahaman.
  • Memberikan intervensi yang tepat.
  • Mendorong siswa berpikir kritis dan kreatif.

Penelitian menunjukkan strategi asesmen yang tepat berhubungan erat dengan peningkatan hasil belajar siswa. Sebaliknya, asesmen yang keliru dapat menghambat pencapaian kompetensi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *