Pendahuluan
Memasuki usia sekolah dasar, anak-anak berada pada fase perkembangan yang sangat penting. Mereka mulai belajar membaca, menulis, berhitung, sekaligus mengembangkan keterampilan sosial dan emosional. Di balik proses ini, peran orang tua tidak bisa digantikan. Orang tua bukan hanya penyedia kebutuhan fisik, tetapi juga pendamping utama dalam membentuk karakter, mengelola emosi, dan mendukung prestasi akademik anak.
Namun, mendampingi anak di era digital bukanlah hal yang mudah. Tantangan seperti kesenjangan komunikasi, pengaruh teknologi, tekanan akademik, dan pengelolaan emosi anak sering kali membuat orang tua kewalahan. Artikel ini akan membahas mengapa peran orang tua sangat krusial, tantangan yang dihadapi, serta tips praktis berbasis penelitian terbaru agar parenting menjadi lebih efektif.
Mengapa Peran Orang Tua Sangat Penting?
Penelitian menunjukkan bahwa interaksi positif antara orang tua dan anak berpengaruh besar terhadap perkembangan emosional dan akademik anak. Anak yang mendapatkan dukungan emosional dan komunikasi yang baik cenderung memiliki regulasi emosi yang lebih baik, percaya diri, dan mampu beradaptasi secara sosial. Sebaliknya, pola asuh yang kurang responsif dapat memicu masalah seperti kecemasan, agresivitas, dan kesulitan belajar. Selain itu, keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak di rumah terbukti meningkatkan motivasi belajar dan prestasi akademik. Studi di SD Negeri Percobaan Padang menegaskan bahwa parenting bukan hanya soal memenuhi kebutuhan, tetapi juga membentuk karakter dan menyalurkan bakat anak.
Tantangan Umum dalam Mendampingi Anak Usia SD
- Kesulitan Komunikasi
Anak usia SD mulai memiliki pendapat sendiri. Jika orang tua tidak mengembangkan komunikasi dua arah, anak bisa merasa tidak didengar. Penelitian tentang gentle parenting menekankan pentingnya komunikasi empatik dan menetapkan batasan yang jelas. [kanal.psik….ugm.ac.id] - Pengaruh Teknologi dan Gadget
Era digital membawa manfaat sekaligus risiko. Anak mudah terpapar konten yang tidak sesuai usia, kecanduan gawai, dan berkurangnya interaksi sosial. Orang tua perlu memiliki literasi digital agar dapat mengawasi dan membimbing penggunaan teknologi secara bijak. - Tekanan Akademik
Banyak orang tua menuntut anak berprestasi tinggi, yang kadang memicu stres. Penelitian menunjukkan bahwa pola asuh otoritatif—memberikan dukungan sekaligus batasan—lebih efektif dibanding pola asuh otoriter yang menekankan disiplin ketat. - Pengelolaan Emosi Anak
Anak usia SD sedang belajar mengenali dan mengelola emosi. Orang tua yang memberikan contoh positif dan dukungan emosional membantu anak mengembangkan keterampilan regulasi emosi yang sehat.
Tips Praktis Bagi Orang tua
Berikut adalah strategi yang direkomendasikan oleh penelitian terkini:
✅ Bangun Komunikasi Dua Arah
Luangkan waktu untuk mendengar cerita anak tanpa menghakimi. Gunakan pertanyaan terbuka seperti, “Bagaimana perasaan kamu hari ini?” agar anak belajar mengekspresikan emosi.
Ajarkan anak tentang penggunaan teknologi yang aman. Tetapkan aturan waktu layar, gunakan fitur parental control, dan dampingi anak saat mengakses internet. Kolaborasi dengan sekolah juga penting untuk menyelaraskan nilai-nilai digital.
✅ Berikan Dukungan Akademik yang Seimbang
Fokus pada proses belajar, bukan hanya hasil. Berikan pujian atas usaha, bukan sekadar nilai. Ini membantu anak mengembangkan motivasi intrinsik dan mengurangi stres akademik.
✅ Latih Keterampilan Emosional
Gunakan momen sehari-hari untuk mengajarkan anak mengenali emosi. Misalnya, saat anak marah, bantu mereka menamai perasaan itu dan ajarkan cara menenangkan diri.
✅ Jadilah Teladan
Anak belajar dari contoh. Tunjukkan perilaku positif seperti mengelola stres dengan baik, berkomunikasi sopan, dan menggunakan teknologi secara bijak. [halodoc.com]
Penutup: Saatnya Refleksi
Parenting bukan sekadar tugas, tetapi perjalanan bersama anak. Tantangan di era digital memang besar, tetapi dengan pemahaman yang tepat dan strategi berbasis riset, orang tua dapat menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal, baik secara emosional maupun akademik.
Mari kita mulai dengan langkah kecil: luangkan waktu berkualitas setiap hari, dengarkan anak, dan jadilah pendamping yang bijak. Karena masa depan mereka dimulai dari rumah, bersama kita.

