Pendidikan Indonesia sedang bergerak menuju paradigma baru. Kurikulum Merdeka, digitalisasi, dan tuntutan keterampilan abad ke-21 menuntut guru untuk beradaptasi cepat. Guru bukan sekadar pengajar, tetapi fasilitator, mentor, dan inspirator. Namun, di balik visi besar ini, ada tantangan nyata yang harus dihadapi.
Tantangan Guru dalam Pembelajaran dan Penilaian
Memasuki tahun 2025, guru menghadapi tiga tantangan utama:
- Adaptasi Teknologi dan Metode Baru
Digitalisasi dan pembelajaran berbasis proyek menuntut penguasaan perangkat digital serta strategi inovatif. Sayangnya, kesenjangan fasilitas dan pelatihan masih terjadi di banyak daerah.
“Mengintegrasikan teknologi tanpa menghilangkan nilai kemanusiaan adalah tantangan terbesar guru di era ini,” ungkap pakar pendidikan. [jurnaldikb…kbud.go.id] - Keragaman Kemampuan Siswa
Dalam satu kelas, kemampuan dan motivasi siswa sangat beragam. Guru harus mampu merancang pembelajaran berdiferensiasi agar semua siswa terfasilitasi dengan adil. - Penilaian yang Holistik
Penilaian sering kali berfokus pada hasil akhir, bukan proses belajar. Akibatnya, asesmen belum sepenuhnya mencerminkan kompetensi nyata siswa.
Peran Coaching dalam Profesionalisme Guru
Coaching hadir sebagai solusi strategis untuk mendukung guru menghadapi tantangan ini. Berbeda dengan supervisi tradisional, coaching menekankan kemitraan, refleksi, dan pengembangan potensi.
- Model GROW (Goal, Reality, Options, Way Forward) membantu guru menetapkan tujuan, menganalisis kondisi, dan merumuskan langkah konkret.
- Coaching TIRTA yang dikembangkan di Indonesia terbukti meningkatkan kemampuan guru melaksanakan asesmen autentik dan berdampak positif pada kebahagiaan siswa. [zenodo.org]
- Coaching berbasis data memungkinkan guru menggunakan hasil asesmen untuk memperbaiki strategi mengajar.
Coaching membantu guru membangun mindset reflektif, sementara asesmen autentik memastikan pembelajaran bermakna. Keduanya saling melengkapi:
- Coaching memfasilitasi guru untuk merancang asesmen yang relevan.
- Asesmen autentik memberi data nyata untuk proses coaching. Sinergi ini menciptakan ekosistem pendidikan yang adaptif, humanis, dan berorientasi masa depan.
Untuk memastikan asesmen autentik berjalan optimal, layanan coaching menjadi strategi penting. Coaching bukan sekadar supervisi, tetapi proses pendampingan yang berfokus pada pengembangan kompetensi guru secara berkelanjutan.
Coaching bukan sekadar pendampingan, melainkan perjalanan pengembangan profesional yang mengubah cara guru memandang asesmen. Melalui coaching, guru memahami regulasi terbaru secara praktis, mengasah keterampilan merancang rubrik penilaian berbasis kinerja, dan mengintegrasikan asesmen dengan strategi pembelajaran kontekstual. Hasilnya? Guru lebih percaya diri, asesmen lebih bermakna, dan siswa merasakan pengalaman belajar yang relevan dengan kehidupan nyata
Model coaching yang efektif:
- One-on-One Coaching: Pengawas mendampingi guru secara personal untuk merancang asesmen autentik.
- Peer Coaching: Guru saling berbagi praktik baik dan melakukan refleksi bersama.
- Virtual Coaching: Memanfaatkan platform digital untuk pendampingan jarak jauh, mendukung fleksibilitas waktu.
Dengan coaching, guru tidak hanya menjadi pelaksana kebijakan, tetapi juga inovator pembelajaran yang mampu menciptakan pengalaman belajar bermakna.
Asesmen Autentik: Konsep dan Kebijakan 2025
Asesmen autentik adalah penilaian yang menilai pengetahuan, keterampilan, dan sikap melalui tugas kontekstual yang menyerupai kehidupan nyata. Bentuknya bisa berupa proyek, portofolio, eksperimen, atau jurnal reflektif.
Panduan Pembelajaran dan Asesmen 2025
Kemendikbudristek melalui BSKAP menekankan:
- Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) yang mengintegrasikan asesmen formatif dan sumatif.
- Guru diberi fleksibilitas merancang asesmen sesuai karakteristik siswa.
- Penilaian tidak hanya mengukur hasil, tetapi juga proses belajar, dengan umpan balik berkelanjutan.
Regulasi Utama Tahun 2025
- Permendikdasmen Nomor 9 Tahun 2025 tentang Tes Kemampuan Akademik (TKA)
TKA hadir sebagai asesmen terstandar untuk mengukur capaian akademik murid pada mata pelajaran inti. Diselenggarakan dengan prinsip kejujuran, kerahasiaan, dan akuntabilitas, TKA bertujuan memberikan informasi objektif untuk seleksi akademik dan pengendalian mutu pendidikan. - Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025 tentang Penyesuaian Kurikulum
Fokus pada pendekatan pembelajaran mendalam, penambahan mata pelajaran pilihan Koding dan Kecerdasan Artifisial, serta penyesuaian kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler untuk memperkuat keterampilan abad ke-21. [kurikulum….kbud.go.id] - Permendikdasmen Nomor 10 Tahun 2025 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
SKL menetapkan delapan dimensi profil lulusan, termasuk keimanan, penalaran kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi, sebagai bekal menghadapi tantangan global. - Permendikdasmen Nomor 12 Tahun 2025 tentang Standar Isi
Mengatur ruang lingkup materi untuk mencapai kompetensi lulusan, menjadi acuan pengembangan kurikulum dan perangkat ajar. - Keputusan Kepala BSKAP Nomor 019/H/KP/2024
Tetap menjadi pedoman pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) tahun 2025, yang mencakup AKM, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
Perspektif Pakar
Prof. Dewa Bagus Sanjaya menegaskan:
“Asesmen autentik bukan hanya alat evaluasi, tetapi strategi pembelajaran yang memperkuat karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.” [cdn.undiksha.ac.id]
Anggiet Noviana Puteri menambahkan:
“Asesmen autentik yang dilakukan secara formatif memberikan manfaat besar bagi guru dan siswa, karena memungkinkan refleksi berkelanjutan.” [jurnaldikb…kbud.go.id]
Mengapa Sinergi Coaching dan Asesmen Autentik Penting?
Coaching membantu guru membangun mindset reflektif, sementara asesmen autentik memastikan pembelajaran bermakna. Keduanya saling melengkapi:
- Coaching memfasilitasi guru untuk merancang asesmen yang relevan.
- Asesmen autentik memberi data nyata untuk proses coaching. Sinergi ini menciptakan ekosistem pendidikan yang adaptif, humanis, dan berorientasi masa depan.
Refleksi
Pendidikan bukan sekadar transfer ilmu, tetapi proses membentuk manusia seutuhnya. Untuk itu, guru perlu didukung melalui coaching yang berkelanjutan dan asesmen autentik yang adil. Mari kita wujudkan kolaborasi ini, agar generasi masa depan Indonesia tumbuh sebagai pembelajar sepanjang hayat, kreatif, dan berkarakter.
Pertanyaannya: Apakah kita siap menjadi bagian dari perubahan ini?
Bagikan pendapat Anda di kolom komentar!

