Pendidikan yang berkualitas tidak lahir dari kerja individu, melainkan dari kolaborasi yang solid antara pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru. Ketiga peran ini ibarat tiga mata rantai yang saling menguatkan dalam menciptakan ekosistem belajar yang adaptif, inklusif, dan berorientasi pada peserta didik.
Mengapa Sinergi Itu Penting?
Paradigma pengelolaan pendidikan bergeser dari pendekatan hierarkis menuju kolaboratif. Pengawas sekolah tidak lagi sekadar “mengontrol”, tetapi menjadi mitra strategis bagi kepala sekolah dan guru. Kepala sekolah berperan sebagai pemimpin pembelajaran (instructional leader), sementara guru adalah pelaksana utama proses belajar. Ketiganya harus saling mendukung agar transformasi pendidikan berjalan efektif.
Menurut Permendikbudristek Nomor 25 Tahun 2024 tentang pemenuhan beban kerja guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah, supervisi akademik menjadi salah satu tugas inti pengawas dan kepala sekolah untuk memastikan kualitas pembelajaran. Peraturan ini menekankan fleksibilitas beban kerja agar guru lebih fokus pada pengembangan kompetensi peserta didik, sementara kepala sekolah diberi ruang untuk memimpin manajemen sekolah dan supervisi pembelajaran secara optimal. [peraturan.bpk.go.id], [ibadjournals.com]
Selain itu, Permendikdasmen Nomor 7 Tahun 2025 mengatur penugasan guru sebagai kepala sekolah dengan prinsip berbasis kompetensi dan penjaminan mutu. Regulasi ini menegaskan bahwa kepemimpinan sekolah harus transformatif, kolaboratif, dan berorientasi pada peningkatan kualitas pembelajaran. [peraturan.bpk.go.id], [kepalasekolah.id]
Konsep Kunci dalam Sinergi
- Supervisi Akademik
Supervisi akademik bukan sekadar evaluasi, tetapi proses pendampingan profesional yang bersifat konsultatif dan kolaboratif. Tujuannya membantu guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran sesuai standar nasional. Prinsipnya demokratis, humanistik, dan kooperatif. [tesis.id] - Kepemimpinan Pendidikan
Kepala sekolah harus menjadi instructional leader yang mampu menggerakkan guru, menciptakan budaya belajar, dan memastikan visi sekolah selaras dengan kebijakan nasional. Kepemimpinan yang kuat akan mempengaruhi iklim sekolah dan motivasi guru. - Pembelajaran Kolaboratif
Guru tidak bekerja sendiri. Mereka membutuhkan dukungan kepala sekolah dan pengawas untuk mengembangkan strategi pembelajaran kreatif, berbagi praktik baik, dan membangun komunitas belajar.
Contoh Praktik Baik di Lapangan
Di SDN 3 Camba, kepala sekolah bersama guru melaksanakan program Coaching Refleksi untuk meningkatkan kompetensi guru. Proses ini melibatkan observasi pembelajaran, refleksi bersama, dan perencanaan strategi baru. Hasilnya, kualitas pembelajaran meningkat dan nilai rapor pendidikan sekolah lebih baik. Program ini menunjukkan bagaimana kolaborasi yang terstruktur dapat menghasilkan perubahan nyata. [slideshare.net]
Contoh lain datang dari Program Sekolah Penggerak di Kabupaten Bogor, di mana pengawas sekolah memfasilitasi lokakarya untuk mendukung kepala sekolah dalam memenuhi kebutuhan belajar guru. Kegiatan ini menciptakan ruang kolaborasi, refleksi, dan berbagi praktik baik antar pemangku kepentingan sekolah. [journal.lp…ndra.ac.id]
Refleksi
Sinergi antara pengawas, kepala sekolah, dan guru bukan sekadar jargon, tetapi kebutuhan mendesak untuk menjawab tantangan pendidikan abad ke-21. Kolaborasi ini harus dibangun di atas komunikasi yang efektif, kepemimpinan yang partisipatif, dan komitmen terhadap pengembangan profesional berkelanjutan.
Mari kita jadikan sekolah sebagai komunitas belajar yang saling menguatkan. Pengawas sebagai fasilitator, kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran, dan guru sebagai inovator di kelas. Dengan sinergi yang kokoh, kita tidak hanya meningkatkan mutu pendidikan dasar, tetapi juga menyiapkan generasi emas Indonesia yang berkarakter, kreatif, dan adaptif.

